BIKERSEXPERT.COM – Terbongkar alasan Marc Marquez lolos penalti terkait tekanan ban MotoGP di ajang Sprint Race MotoGP Ceko 2025 yang penuh drama.
Kemenangan ke 11 Marc Marquez di sprint race ini sempat berada di ujung tanduk karena adanya dugaan pelanggaran regulasi.
Namun, penyelidikan setelah balapan akhirnya menguak fakta mengejutkan, penalti itu batal karena adanya kesalahan sistem Race Direction.
Insiden ini kembali menyoroti betapa krusialnya aturan ban MotoGP dan bagaimana teknologi dapat mempengaruhi hasil balapan sekecil apa pun.
Kesalahan Sistem Race Direction Alasan Marc Marquez Lolos Penalti
Marc Marquez, pembalap Ducati berusia 32 tahun, menunjukkan dominasinya di Sprint Race MotoGP Ceko 2025 dengan memimpin hampir sepanjang balapan 10 putaran.
Namun, drama dimulai saat dashboard motornya menunjukkan peringatan kritis, tekanan ban depannya berpotensi turun di bawah ambang batas minimum 1.8 bar yang diwajibkan untuk 60% durasi sprint.
Untuk mengatasi ini, Marquez mengambil langkah cermat dengan sengaja melambat pada putaran keenam, membiarkan Pedro Acosta menyalip posisinya.
Langkah ini memungkinkannya untuk mengikuti slipstream Acosta, sebuah manuver yang membantu menaikkan kembali tekanan ban depannya ke ambang legal sebelum balapan berakhir.
Ia berhasil merebut kembali posisi terdepan di putaran terakhir dan memenangkan balapan.
Setelah balapan usai, penyelidikan kemenangan Marc Marquez segera dilakukan oleh steward FIM.
Bahkan Pecco Bagnaia, rekan setim Marquez di Ducati, juga dilaporkan menerima peringatan serupa yang memaksanya menyesuaikan gaya berkendara untuk menghasilkan panas pada ban depan Michelin-nya.
Risiko penalti waktu delapan detik membayangi Marquez.
Namun setelah perayaan podium, steward FIM mengeluarkan pernyataan yang mengklarifikasi bahwa tidak ada tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk Marquez, Ai Ogura dan Alex Rins, yang juga sempat terdeteksi melanggar.
Pihak MotoGP kemudian menjelaskan bahwa kesalahan sistem Race Direction itu sendiri yang menjadi penyebab alarm palsu tersebut.
Sistem kontrol peringatan tekanan ban yang digunakan oleh Race Direction ternyata diatur dengan parameter minimum yang salah, dan perlu dicatat bahwa sistem ini terpisah dari sistem monitoring tekanan ban yang digunakan oleh tim atau yang terlihat oleh pembalap selama sesi.
Setiap tim memiliki parameternya sendiri dan peringatan dashboard internal untuk mengelola tekanan ban mereka.
Aturan Ban MotoGP dan Dampaknya: Perspektif Marc Marquez
Insiden Marc Marquez ini menjadi pelajaran penting mengenai kompleksitas aturan ban MotoGP yang ketat dan implementasi teknologi.
Marquez sendiri menyatakan bahwa Ia tidak mengetahui adanya penyelidikan sampai Ia dinyatakan bersih.
Ia mengungkapkan keyakinannya terhadap manajemen tekanan ban motornya selama balapan, karena sistem monitoring tekanan ban pada dashboard motornya sendiri menunjukkan bahwa tekanan ban telah kembali ke ambang batas yang benar sebelum balapan berakhir.
Kemenangan ini sekaligus memperkuat posisinya di puncak klasemen dengan keunggulan 95 poin.
Marquez juga pernah menghadapi masalah tekanan ban motor yang serupa di Grand Prix Thailand, di mana Ia harus merelakan posisi terdepan untuk sementara waktu demi menyesuaikan tekanan ban.
Ia menjelaskan bahwa masalah tekanan ban motor di Brno sebagian disebabkan oleh kurangnya sesi lintasan kering selama akhir pekan balapan, yang membuat tim kesulitan mengumpulkan data optimal.
Selain itu, aspal baru di sirkuit Brno yang memiliki daya cengkeram ultra tinggi juga telah mengubah keseimbangan motor dan cara ban depan bekerja, sehingga memengaruhi dinamika tekanan ban.
Pengelolaan tekanan ban di MotoGP adalah salah satu aspek teknis paling rumit, di mana sedikit fluktuasi dapat berdampak besar pada performa, stabilitas dan keselamatan.
Marquez mengaku senang dapat mengatasi situasi menantang tersebut dan mencatat bahwa tekanan ban depannya memang sangat mendekati level yang benar dan langsung membaik setelah Ia memanfaatkan slipstream Acosta.
Ia percaya bahwa insiden ini tidak akan mengubah pendekatan tim Ducati untuk balapan Grand Prix mendatang, namun akan menjadi pengalaman berharga yang dapat diaplikasikan untuk balapan di masa depan.
Tim dan pembalap akan terus menganalisis data untuk memastikan tekanan ban MotoGP selalu optimal di setiap kondisi, mengingat betapa ketatnya regulasi dan sensitifnya sistem.
Ini adalah pengingat bahwa bahkan dengan teknologi tercanggih, faktor manusia dan adaptasi terhadap sistem yang terus berkembang tetap menjadi kunci dalam setiap kemenangan.